Alih Aksara dan Alih Bahasa Naskah Syair Selindung Delima







Halaman Pertama




Halaman Kedua


A.    Tahap
Pengumpulan Data










Naskah
berjudul ”Syair Selindung Delima”. Naskah asli Syair Selindung Delima berada di
Universitas Leiden
,
Belanda.  Naskah ini ada sejak tahun 1850,
berarti naskah ini berumur 163 tahun. Mikro film naskah ini berada di Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia. Metode yang dipakai dalam pengumpulan naskah ini
adalah metode lapangan. Naskah didapat dari ketua kelas prodi Sastra Indonesia
Reguler BP 2010, ketua kelas mendapat naskah dari dosen pengampu mata kuliah
Metode Penelitian Kesusasteraan Prof. Dr. Hasanudin WS.


B.    
Tahap
Pengolahan Data


1.      Nomor
Kode Naskah


Nomor kode
naskah Syair Selindung Delima tidak diketahui.


2.      Judul
Naskah


Judul naskah ini
adalah Syair Selindung Delima.


3.      Ukuran
Naskah


Berdasarkan
naskah fotokopi, naskah ini terdiri atas dua halaman. Halaman pertama
berukuran 15x20
cm. Halaman
kedua
juga berukuran
15x2
0 cm.


4.      Keadaan
Naskah


Keadaan
naskah
terdapat bercak-bercak kecil berwarna
hitam.


5.      Jumlah
Halaman


Naskah ini
terdiri atas 2 halaman.


6.      Jumlah
Baris Tiap Halaman


Halaman pertama
naskah ini terdiri atas 42 baris. Halaman kedua terdiri atas 31 baris.


7.      Huruf
yang Digunakan


Huruf yang
digunakan dalam naskah ini adalah huruf Arab Melayu.


8.      Keadaan
Tulisan


Tulisan dalam
naskah ini kurang rapi. Sangat sulit dibaca. Banyak terdapat kata-kata yang
tidak jelas.


9.      Bahasa


Bahasa dalam
naskah ini adalah bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau.


10.  Kolofon


11.  Garis
Beras Isi Teks


C.   
Tahap
Transkripsi


Transkrip
naskah Syair Selindung Delima:


1.     
Halaman
Pertama


bismillah
itu suatu riwayat


orang
dahulu empunya hikayat


crita
ini suatu subahat


kata
yang sungguh jua tersurat




saya
membuat suatu surat


saya
pun kecil kurang pendapat


dari
pada suratan banyak nan sesat


jikalau
terdorong sulik bakata


beribu
ampun yang dakang





hendak
di ampuni dosa beta


ya
illahi robbil i
nzati


tolong
syafaat hamba ini


susah
sungguh didalam hati


duduk
sengsara petang dan pagi


di
nagari barau barau ka berdagang


tiadalah
buliah
berhenti sanang


sejak
dari mulai kecil sampai
kan gadang


begitulah
nasib dagang yang surang


patik
menyurat orang terbuang


dari
pada kawan sekalian urang


sulik
nan  jangkal ...

urang


mintalah
mamakdagang surang




sekalian
orang habis mereka


dikenal
adat


datang
sesat ada yang sesal


dari
pada itu tawaran banyak




ya
ilahi tuhan ku rahim


tolong
syafaat hamba mu yatim


saya
pun miskin anak yang zalim


tolong
tolongan tuhan ku rahim


seorang
raja pada zamannya


bandar
pirusnya nagarinya


kerajaan
besar tiada antaranya


beberapa
nagari takluk kepadanya


baginda
bernama dewa pari


berputra
dua seorang laki laki


yang
perempuan bernama sari baharian


ayah dan bunda
sangatlah kasian


2.     
Halaman Kedua


sesekalinya rakyatnya lalu melihatnya


bandar pirus terlalu rami


baralek raja dengan sutan


pergi menempuh akan pekerjaan


berapa pula emas dan intan


kepada dewa laksana dicariknya


sudahlah selesai semuanya pelarian


bermohon pulang rakyat sekalian


setengah hati sari banian


malihat anak ke dua berkasihan


rami nagari bukan kepalang


suara keras banyak tiada ...


beberapa kapalnya ...


paniknya
murah bukan kepalang




masuk pagi keluarnya patang


rajanya adil bukan kepalang


sekalian rakyat habislah sayang


nagari tuan rami senang




kakak baginda dalam istana



.... dalam nagari parus pada.... batuk kerikil pada
hari selasa pukul 12 dan pada 16 hari
bulan ramadhan dek pada ketika nabi kita
muhammad
salallahualaihi
wasallam
seribu dua ratus enam puluh tujuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hakikat Sosiologi Sastra

Definisi Kebudayaan